Kamis, 09 Juli 2009

DAFTAR NAMA PENYUMBANG DANA RENOVASI GEREJA ST. FRANSISKUS ASSISI SINGKAWANG

1)NN(Singkawang) Rp. 10.000.000,-
2)Yohanes Aphin(Singkawang) Rp. 1.000.000,-
3)Yohanes Athong(Singkawang) Rp. 1.000.000,-
4)Leonardus dan Khong Hui(Pontianak) Rp. 2.000.000,-
5)Chin Bui Fam(Jakarta) Rp. 1.000.000,-
6)Liu Chai Thiap(Jakarta) Rp. 500.000,-
7)NN(Jakarta) Rp. 2.000.000,-
8)PT. Mandau Baja Jaya(Jakarta) Rp. 3.000.000,-
9)Symphoriana Loka[Bu Song](Singkawang) Rp. 1.000.000,-
10)NN (Pontianak)Rp.1.000.000,-
11)Kolekte Reuni SMP Pengabdi(Singkawang) Rp. 10.492.000,-
12)Teknik Foto(Singkawang) Rp. 2.500.000,-
13)Pantia Tahun Baru Imlek 2560(Singkawang)Rp. 10.000.000,-
14)Yuliana Bu Po Khim(Singkawang) Rp. 1.500.000,-
15)NN(Jakarta) Rp. 300.000,-
16)Wati(Jakarta) Rp. 300.000,-
17)Lieuy Hartono(Jakarta) Rp. 500.000,-
18)Denny(Jakarta) Rp. 300.000,-
19)Lisda(Jakarta) Rp. 500.000,-
20)Agus Bonardy(Jakarta) Rp. 2.800.000,-
21)M.E Sirait(Singkawang) Rp. 50.000,-
22)Herdi/Susan(Jakarta) Rp. 500.000,-
23)Kring XVI-Putra Daud(Singkawang) Rp. 2.000.000,-
24)Fidelia Ngunadi(Singkawang)Rp.1.000.000,-
25)Yoseph Gumarus(Singkawang)Rp. 150.000,-
26)dr.Liem Fongchung(Singkawang)Rp.200.000,-
27)Elisabeth Buntoro(Singkawang)Rp.2.000.000,-
28)Chandra(Singkawang) Rp. 70.000,-
29)Yohanes Djunaidi(Singkawang)Rp.5.000.000,-
30)Keluarga Lim/Toko Jasuma Sakti (Singkawang)Rp. 1.000.000,-
31)Ma Johan Mosi/Anastasia(Jakarta) Rp. 1.000.000,-
32)Keluarga Cong Meaw Khim & Christina Ciu Lie Hua(Singkawang)Rp. 500.000,-
33)Bengkel Anton (Singkawang) Rp. 200.000,-
34)Lucia Gou (Kelapa Gading, Jkt) Rp. 5.000.000,-
36)Perdana Poultri Shop (Sngkawang)Rp.3.000.000,-
37)NN (Skw)Rp.20.000,-
38)NN (Skw)Rp.360.000,-
39)NN (Skw)Rp.200.000,-
40)NN (Skw)Rp.50.000,-
41)NN (Skw)Rp.100.000,-
42)NN (Skw)Rp.200.000,-
43)NN (Skw)Rp.200.000,-
44)NN (Skw)Rp.200.000,-
45)NN (Skw)Rp.200.000,-
46)NN (Skw)Rp.500.000,-
47)NN (Skw)Rp.500.000,-
48)NN (Skw)Rp.200.000,-
49)NN (Skw)Rp.100.000,-
50)NN (Skw)Rp.200.000,-
51)Kel. Alm Julius Fong Fung (Skw)Rp.1.000.000,-
52)Phang Tji Nam (Skw)Rp.5000.000,-
53)TK Samaria Siantan (Pontianak)Rp.2.000.000,-
54)Magdalena/Lie Ching [alumna SMP Suster Skw](Jakarta)Rp.5000.000,-
55)Chatarina Tanardi(Jakarta)Rp.2.000.000,-
56)NN(Singkawang)Rp.500.000,-
57)NN(Singkawang)Rp.100.000,-
58)A.J Tukidji(Singkawang)Rp.1.000.000,-
59)Stefanus/Sio Se Fa(Singkawang)Rp.500.000,-
60)Susanto Florensius Liberius(Pemangkat)Rp.500.000,-
61)Suci Wongso(Singkawang)Rp.1.000.000,-
62)Setienven Lunardi via Bp. Teddy(Jakarta)Rp.10.000.000,-
63)NN(Roban-Singkawang)Rp.3.500.000,-
64)Yayasan Tri Dharma (Singkawang)Rp.5.000.000,-
65)NN (Singkawang)Rp.300.000,-
66)Keluarga Bp. Stefanus Sriyatno(Singkawang)Rp.200.000,-
67)Paulus Liu Kiu Ndji(Singkawang)Rp.2.000.000,-
68)Monika(Singkawang)Rp.1.000.000,-
69)Ng Kian Kian(Singkawang)Rp.200.000,-
70)Ng Sui Ha(Singkawang)Rp.100.000,-
71)Betty Yohana(Singkawang)Rp.200.000,-
72)Lusi Yohana(Singkawang)Rp100.000,-
73)Clara Tanardi(Singkawang)Rp.10.000.000,-
74)Paguyuban Keluarga St. Fransiskus Xaverius(Singkawang)Rp.2.023.000,-
75)Petrus Cong Sun Fa(Singkawang)Rp.15.000.000,-
76)Ng Li Jab(Jakarta)Rp.2.000.000,-
77)Legio Mariae(Singkawang)Rp.1.000.000,-
78)Chandrafin(Singkawang)Rp.5.000.000,-
79)Pelayaran Bahtera Setia Bersama(Singkawang)Rp.1.000.000,-
80)Eka Prasetia N, Putri Bp. A.J Tukidji(Yogyakarta)Rp.1.500.000,-
81)Bong Fui Cu (Alumni SMP Suster)- Jakrata, Rp. 10.000.000,-
82)Susan(Pontianak)Rp.1.000.000,-
83)Suharjadi(singkawang)Rp.2.000.000
84)Bruder MTB(Singkawang)Rp.5.000.000
85)Merry Lie Sim Sim (Almuni SMP Suster-Jakarta Rp.5.000.000
86)Hermildegildus/Her Rp.3.000.000
87)Feriana Widaningsih Rp.2.500.000
88)Regina Loka(singkawang)Rp.45.000.000
89)Vincentia(Singkawang)Rp.500.000
90)TEKNIK FOTO(Pontianak) Rp.2.000.000
91)Teofius(Singkawang)Rp.200.000
92)Kring St. Yohanes(Singkawang)Rp.1.000.000
93)Hery Tejakusuma via Pak Akiong(Jakarta)Rp.10.000.000
94)Thomas Sie Kim Chon (Alm)(Sei Duri) Rp. 200.000
95)Lo Jan San (Hongkong)DHK 3000
96)The Bun Li(Singkawan)Rp. 500.000
97)NN(Pontianak)Rp.5.000.000
98)Elisabeth Alang(Singkawang)Rp. 500.000
99)Elisabeth Buntoro(Singkawang)Rp. 1.000.000
100)Ho Tjhan Pin(Cipulir, Jkt) Rp. 100.000
101)Bun Khin Bun (Alfa) (Cipulir, Jkt)Rp. 1.000.000
102)Then Kim Thiam(Cipulir, Jkt)Rp.200.000
103)TIP TOP(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
104)Modis(Cipulir, Jkt)Rp.200.000
105)Golden Buana(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
106)Jossa(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
107)Fisanta(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
108)ATALIE(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
109)Lie Hoi Fa/Little Star(Cipulir, Jkt)Rp.300.000
110)Melson(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
111)Norton(Cipulir, Jkt)Rp. 100.000
112)Valen(Cipulir, Jkt)Rp.100.000
113)Djun Khian(Cipulir, Jkt)Rp.300.000
114)Yenly(Cipulir, Jkt)Rp.1.000.000
115)Lucy(Cipulir, Jkt)Rp.1.000.000
116)Fransisca Munah Ma(Singkawang)Rp.500.000
117)Toko Kaca Asahi (Singkawang)Rp.2.000.000
118)Maria Franslika(Jakarta) Rp. 50.000.000
119)Rita Femina(jakarta)Rp. 500.000
120)Kring XIX St. Petrus ROBAN(Singkawang)Rp.1.000.000
121)SD Bruder (Singkawang)Rp.1.764.000
122)Johanes Chai(Jakarta)Rp.2.000.000
123)Sun Siuk Jin (Sumber Motor-Singkawang)Rp.10.000.000
124)Drs. Petrus Sumardi Rp.2.500.000
125)Vincentius Patrick Sunaryo(Jakarta)Rp.100.000
126)Vincentius Stephen Sunaryo(Jakarta)Rp.100.000
127)Elisabeth Lika(Singkawang)Rp.500.000
128)Chai Min Cu (Singkawang)Rp.200.000
129)SDS St. Yosep(Singkawang)Rp.1.000.000
130)Yoseph Marthen(Jakarta)Rp.37.961.925
131)Osis SMP Bruder [Kelas 8](Singkawang)Rp.102.500
132)Valentinus Ferry Liaunardy Rp.2.000.000
133)Josephine(Jakarta)Rp.1.000.000
--------------------------------------------------------+
-Jumlah sumbangan masuk para donatur Rp.368.143.425+DHK3000,-

-Kolekte II:
1)Kolekte II tgl 11-12 Juli 2009 Rp. 7.303.000,-
2)Kolekte II tgl 18-19 Juli 2009 Rp. 7.604.000,-
3)Kolekte II tgl 25-26 Juli 2009 Rp. 7.051.000,-
4)Kolekte II tgl 1-2 Agustus 2009 Rp. 5.730.000,-
5)Kolekte II tgl 8-9 Agustus 2009 Rp. 4.873.000,-
6)Kolekte II tgl 15-16 Agustus 2009 Rp. 6.350.000,-
7)Kolekte II tgl 22-23 Agustus 2009 Rp. 4.751.000,-
8)Kolekte II tgl 29-30 Agustus 2009 Rp. 4.450.000,-
9)Kolekte II tgl 5-6 September 2009 Rp. 4.720.000,-
10)KolekteII tgl 12-13 September 2009Rp. 4.569.000,-
11)Kolekte IItgl 19-20 September 2009Rp. 4.373.000,-
12)Kolekte IItgl 26-27 September 2009Rp. 3.011.000,-
13)Kolekte IItgl 3-4 Oktober 2009 Rp. 4.945.000,-
14)Kolekte IItgl 10-11 Oktober 2009 Rp. 4.630.000,-
15)Kolekte IItgl 17-18 Oktober 2009 Rp. 4.760.000,-
16)Kolekte IItgl 24-25 Oktober 2009 Rp. 3.806.000,-
17)Kolekte IItgl 31 Okt - 1 Nov 2009 Rp. 5.238.000,-
18)Kolekte IItgl 7-8 November 2009 Rp. 3.395.000,-
19)Kolekte IItgl 14-15 Novenber 2009 Rp. 5.120.000,-
20)Kolekte IItgl 21-22 November 2009 Rp. 5.460.000 + RM 1,-
---------------------------------------------------------- +
Jumlah Total Rp. 102.139.000+ RM 1,-


=========================================================


Rekapitualsi(Sementara)per 29 November 2009:

1.Sumbangan dari Para Donatur (Sementara):Rp.368.143.425+DHK3000
2.Kolekte II (20 kali Hari Minggu) : Rp.102.139.000 + RM 1
2.Di Bank Kalbar Cab. Singkawang: Rp.130.160.519,-
3.Bahan bangunan dari Bp. Teddy (Jakarta)
kasau 960btg senilai: Rp. 28.800.000,-
=========================================================+
Jumlah total dana+bahan bangunan Rp.629.242.944+DHK3000+RM1


SIAPA MENYUSUL…?

SILAHKAN HUBUNGI PANITIA, SEKSI USAHA DANA DAN PASTOR PAROKI. Atau bisa juga transfer langsung ke Rekening Panitia: BCA KCU Singkawang No.: 8170482248, atas nama Amandus Ambot dan Lorense.

SUMBANGAN ANDA, SEBESAR APA PUN ITU, AKAN SANGAT BERATI DEMI TERLAKSANANYA RENOVASI GEREJA KITA. TUHAN MEMBERKATI!


PANTIA RENOVASI GEREJA ST. FRANSISKUS ASSISI SINGKAWANG

Jumat, 19 Juni 2009

52 Anak Komuni Pertama pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus


Pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus, tanggal 14 Juni 2009 ada 52 orang anak menerima komuni kudus untuk pertama kalinya. Pada hari itu juga dipermandikan 9 orang anak yang telah menjalani masa persiapan baptis (masa katekumenat) dan ada satu orang diterima resmi menjadi anggota Gereja Katolik. Semoga mereka dapat menghayati persatuan mereka dengan Kristus, hidup sebagai murid-murid Kristus yang baik, manjadi saksi-saksi Kristus yang setia!

Kamis, 18 Juni 2009

Rencana Renovasi atap Gereja St. Fransiskus Assisi Singkawang

Keadaan fisik gedung gereja St. Fransiskus Assisi Singkawang secara umum masih cukup baik. Tetapi sekarang atapnya sudah rapuh. Pada waktu hujan sudah ada bocor di beberapa tempat dan air masuk membasahi bagian dalam gereja. Karena itu memang perlu dilakukan renovasi segara.
Rencana renovasi atap gereja ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2007. Tetapi hingga saat ini masih belum terlaksana karena berbagai alasan, terutama yang menyangkut dana. Karena itu atas inisiatip pastor Paroki P. Amandus Ambot, OFMCap bersama DPP Paroki Singkawang, maka diadakan rapat pada tanggal 21 Mei 2009 untuk mengevaluasi kegiatan dan cara kerja panitia sebelumnya. Setelah mendengar masukan-masukan dari para peserta rapat, maka diputuskan untuk memperbaharui panita yang sudah ada, beberapa perubahan dan penambahan personil panitia. Panita baru telah terbentuk dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:
1.Penaggungjawab : P. Amandus Ambot, OFMCap, Pastor Paroki Singkawang.
2.Ketua Panitia : R. Sutarto
Wakil Ketua : Ambrosius, SH
3.Sekretaris : Ignatius Nandang, A.Md, Kep
Wakil Sekretaris : Aben, S.Pd
4.Bendahara : Lorense Asin
Wakil Bendahara : Chiemilianus
5.Anggota : R. Sitinjak, S.Ag
T. Suratman, BA
Drs. Patricius Leo
6.Seksi-seksi:
Seksi Usaha Dana : Koordinator : Emanuel Liu Sun Chen
Anggota : Robertus Adun
Anggota : Robertus Po Sun Khiong
Anggota : Vincentius
Anggota : Lina Ngui
Anggot: : Fransiskus Asiong
Seksi Perencanaan dan Pembangunan:
Koordinator : Krisantus
Anggota : Vincentius
Anggota : Teodorous Darmin

Rekapitulasi biaya yang diperlukan untuk Renovasi:
1)Atap Gereja : Rp. 301.058.500,-
2)Atap Ruangan Sakristi : Rp. 98.625.930,-
3)Atap Gedung Paroki : Rp. 139.915.850,-
4)Atap di Gua Maria samping Gereja : Rp. 37.961.925,- +
Jumlah Total : Rp.577.562.205,-

Sementara dana yang sudah ada Rp. 127.594.220. Jadi masih kekurangan Rp.449.967.985.
Untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan saudara-saudari sekalian, seluruh umat Paroki Singkawang dan para donatur agar rencana renovasi atap gereja St. Fransiskus Assisi Singkawang ini dapat terlaksana. Bantuan Anda dapat di salurkan melalui: 1). Bank Kalbar Cabang Singkawang No. Rek. 2021008306 atas nama Gereja Santo Fransiskus Assisi, yang ditandatangani atas nama Lorense Asin/R.Sutarto. 2) Bank Mandiri Cabang Singkawang No. Rek. 146-00-0523985-5 atas nama Amandus Ambot. 3) Pastor Paroki Singkawang, P. Amandus Ambot, OFMCap, atau salah seorang dari anggota seksi usaha dana yang nama-namanya tercantum di atas.
Atas perhatian, dukungan dan bantuan yang saudara-saudari berikan, kami mengucapkan terima kasih. Tuhan memberkati!

Kunjungan Duta Vatikan di Paroki Singkawang


Dutabesar Vatikan, Mgr. Leopoldo Girelli, mengadakan kunjungan pastoral ke Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang pada tanggal 18 Mei 2009. Dalam kunjungan tersebut Mgr. Girelli mengadakan beberapa acara, yakni: merayakan Ekaristi bersama umat Katolik Singkawang, mengadakan dialog dan ramah tamah dengan Umat Katolik Paroki Singkawang dan usur-unsur Muspida Pemkot Singkawang, dan mengunjungi Biara Klaris Kapusines Singkawang.
Umat Paroki Singkawang penuh suka cita dan sangat antusias menyambut kedatangan Dubes Vatikan ini. Hal ini nampak dari kehadiran umat yang membludak penuh sesak memenuhi gereja. Bahkan gereja tidak bisa menampung umat yang datang untuk merayakan Ekaristi bersama Bapak Dubes Vatikan. Umat yang hadir pada perayaan itu diperkirakan 1000 orang lebih.
Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Mgr. Leopoldo Gierlli dengan di dampingi Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap, P. William Chang, OFMCap, P. Victorius Dwiardi, OFMCap, P. Amandus Ambot, OFMCap, P. Marselinus Ariyanto, OFMCap dan seorang Pastor dari Korea Selatan yang ikut dalam rombongan Dubes Vatikan. Perayaan misa berjalan hikmat. Dalam kotbahnya Mgr. Girelli menekankan perlunya umat meneladan sikap St. Fransiskus dari Assisi yang merupakan patron dari gereja pusat Paroki Singkawang dalam menghayati iman dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia dan masyarakat. St. Fransiskus adalah adalah seorang katolik sejati dan seorang kudus, yang sederhana, cinta damai dan menghargai setiap makhluk ciptaan sebagai saudara-saudari. “Tirulah hidup St. Fransiskus Assisi dalam hidup Anda sehari-hari”, demikian nasehat Mgr. Girelli.
Mgr. Girelli merasa sangat senang bisa berkujung di Singkawang dan berterimakasih atas sambutan Umat Katolik Paroki Singkawang yang hangat, kompak dan penuh semangat. Kami juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas kunjungan yang mulia di paroki kami. Semoga dengan kunjungan yang mulia umat Katolik di paroki ini membangkitan semangat yang baru dalam hidup mengereja, semakin kompak dan bersatu dalam membangun dan mengembangkan paroki ini sehingga dapat menjadi "garam" dan "terang" di tengah-tangah masyarakat dan dunia, khususnya di Singkawang. Semoga!

Selasa, 12 Mei 2009

SEPUTAR HIRARKI, LITURGI, KEBIASAAN PERIBADATAN, TEMPAT IBADAT DAN ZIARAH DALAM GEREJA KATOLIK

I. HIERARKI GEREJA KATOLIK
T. Apa yang dimaksud dengan Paus dalam hierarki Gereja Katolik ?
J. Paus adalah suatu jabatan tertinggi seorang beriman katolik yang menguasai seluruh gereja katolik partikular di semua negara dan himpunannya.
T. Dimanakah kedudukan Paus ?
J. Paus berkedudukan di Roma, Vatikan.
T. Apa tugas Paus ?
J. Paus bertugas menggembalakan umat yang terhimpun dalam gereja-gereja partikular dengan dibantu oleh para Uskup dan mempunyai hak dan wewenang untuk menentukan cara baik personal maupun kolegial sesuai kebutuhan gereja, juga memimpin Ibadat (Ekaristi, Misa)di Katedral setiap hari Minggu dan hari-hari raya wijib.
T. Apa yang dimaksud dengan Uskup ?
J. Uskup adalah jabatan seorang beriman katolik yang dipilih dan dilantik oleh Paus untuk memimpin Keuskupan/Bereja Katolik Partikular di wilayah provinsi gerejawi di negara masing-masing. Uskup juga disebut pengganti para rasul lewat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada mereka ditetapkan menjadi gembala dalam gereja dan pelayan dalam kepemimpinan.
T. Apa yang menjadi Tugas dan Fungsi Uskup ?
J. Tugasnya adalah menggembalakan umat Allah yang bekerjasama dengan para Pastor (Imam) yang terhimpun di gereja partikular diwilayahnya. Memberikan perintah kepada Pastor (Imam) untuk memimpin umat di gereja masing-masing/di wilayah gereja partikular masing-masing dan menyampaikan pesan-pesan dari Paus sebagai pimpinan tertinggi gereja Katolik. Ada dua Uskup yaitu Uskup Agung/Uakup Metropolit dan Uskup Sufragan. Uskup Agung/Uskup Metropolit yang memimpin Provinsi Gerejawi berwenang melaporkan kalau ada penyelewengan-penyelewengan kepada Paus.
Fungsinya adalah memimpin para Imam (Pastor) di wilayahnya agar terbentuk gereja partikular dan mewakili pastor/umat menyampaikan ke Paus jika ada masalah.
T. Dimanakah kedudukan Uskup ?
J. Kedudukan Uskup di keuskupan dalam wilayah provinsi gerejawi. Provinsi Gerejawi tidak sama dengan Provinsi dalam pemerintahan suatu negara.
T. Siapakan Pastor itu ?
J. Pastor adalah jabatan seorang beriman katolik yang menyelesaikan sekolah di Seminari dan ditahbiskan / dilantik oleh Uskup menjadi Pastor untuk menggembalakan umat katolik yang terhimpun dalam gereja/kapel/rumah ibadat juga mewartakan sabda Tuhan.
Setiap Keuskupan hendaknya dibentuk Dewan Pastoral dibawah otoritas Uskup yang bertugas meneliti, mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut karya-karya pastoral di keuskupan.
T. Apakah Dewan Pastoral Paroki ?
J. Dewan Pastoral Paroki adalah suatu badan yang dibentuk atas dasar keputusan Uskup, yang didalamnya berkumpul para wakil Umat Allah dengan Pastor Paroki sebagai kepada, guna membantu penyelenggaraan dan pengembangan karya pelayanan pastoral di paroki yang bersangkutan.
Dewan Pastoral hendaknya ditugaskan hanya orang-orang beriman kristiani yang teguh imannya baik moral dan unggul kearifannya.
Dewan Pastoral dibentuk untuk jangka waktu, menurut ketentuan-ketentuan statuta yang diberikan oleh Uskup, bila Takhta lowong, dewan pastoral berhenti.
T. Apa yang dimaksud dengan Paroki ?
J. Paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular yang reksa pastoralnya dibawah otoritas Uskup diosesan dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.
Yang dapat diangkat secara sah menjadi Pastor Paroki haruslah ia telah ditahbiskan menjadi Imam (Pastor) dan unggul dalam ajaran sehat dan moral, memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan lainnya juga mempunyai kualitas hukum universal dan partikular untuk membina Paroki yang bersangkutan. Dan yang mengangkat hanyalah Uskup diwilayahnya.
Setiap Pastor Paroki terikat kewajiban tinggal di pastoran dekat gereja, kecuali dalam kasus-kasus khusus jika ada alasan yang wajar, ordinaris wilayah dapat mengizinkan agar ia tinggal di tempat lain, terutama dirumah bersama beberapa imam asal pelaksanaan tugas paroki diatur dengan baik dan tepat.
Pastor Paroki berhenti dari jabatannya karena pemberhentian atau dipindahkan oleh Uskup yang dilakukan menurut norma hukum.
Pastor Paroki dapat dibantu oleh Pastor Pembantu untuk membantu pelayanan pastoral atau kelompok kaum beriman kristiani tertentu dipelbagai paroki. Pastor Pembantu secara teratur wajib memberikan laporan kepada Pastor Paroki tentang usaha-usaha pastoral yang direncanakan dan dilaksanakan. Pasto
T. Siapakah Dewan Paroki ?
J. Adalah suatu badan di mana para gembala dan wakil umat bersama-sama memikirkan, meutuskan, dan melaksanakan apa yang perlu atau bermanfaat untuk mewartakan Sabda Tuhan, mengembangkan Rahmat Allah, dan membimbing umat supaya dapat menghayati, mengungkapkan, merayakan, dan mewujudkan iman.
T. Apa fungsi Dewan Paroki ?
J. Ada 4 fungsi Dewan Paroki yaitu :
1. Fungsi Pelayanan, ini fungsi pokik Dewan Paroki ditengah dan bersama umat. Pelayanan disini bertujuan untuk memajukan perkembangan hidup gereja, sehingga umat makin berkembang dalam iman dan persekutuan;
2. Fungsi Kepemimpinan, dalam hal ini Dewan Paroki yang sebagian besar anggotanya terdiri dari para kaum awam yang menyatu dengan pelayanan dan tugas para Pastor di Paroki. Kedudukannya adalah Team Kerja Pastor ;
3. Fungsi Representasi, Dewan Paroki ikut menentukan wajah umat setempat bukan hanya status tapi juga kerjanya, dedikasinya, dan mekanismenya. Semua ini merupakan cerminan dinamika umat setempat;
4. Fungsi Penggerak, Dewan Paroki sebagai dinamisator kehidupan jemaat, memberikan fasilitas kegiatan-kegiatan yang ada di tengah umat sepanjang kegiatan tersebut membantu memajukan kehidupan umat setempat.
T. Apa Tugas Dewan Paroki ?
J. Dewan Paroki bertugas menyusun dan menjalankan program kerja di tingkat paroki. Sebelum disusun program kerja secara rinci perlu dibuat pedoman pelaksanaan Dewan Paroki yang berisi hal-hal yang praktis dan konkret bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan pastoral, pedoman tersebut mencerminkan semangat dasar umat kristiani sebagai murid Kristus.
Dewan Paroki Harian terdiri dari pastor sebagai ketua umum, para ketua (awam), para sekretaris dan para bendahara;
Dewan Paroki Inti terdiri dari Dewan Harian ditambah ketua-ketua seksi;
Dewan Paroki Pleno terdiri dari Dewan Paroki Inti ditambah dengan ketua-ketua lingkungan/kring-stasi dan wakil (sejauh ada) dari organisasi jemaat, biara, karya-karya pastoral profesi dan karya pastoral karitatif.
Dibawah Paroki ada Wilayah dan Lingkungan/Kring.
T. Apa itu Ketua Wilayah ?
J. Jabatan seorang umat kristiani yang dipilih oleh umatnya/jemaatnya di lingkup wilayahnya dan dikukuhkan/dilantik oleh Pastor Paroki.
T. Apa itu Ketua Lingkungan/Kring ?
J. Jabatan seorang umat kristiani yang dipilih oleh umatnya/jemaatnya di lingkup wilayanya dan dikukuhkan/dilantik oleh Pastor Paroki.
II. TAHUN LITURGI GEREJA KATOLIK
T. Apa itu Tahun Liturgi?
J. Tahun Liturgi adalah perayaan Karya Penyelamatan kita dalam Kristus sepanjang periode waktu satu tahun. Karena itu tahun liturgihendaknya dilihat sebagai kumpulan perayaan selama satu tahun.
T. Apakah sama Tahun Liturgi dengan tahun sipil?
J. Tidak, namun demikian kita tetap mengakui kenyataan bahwa Allah dalam berbagai cara menyelamatkan manusia justru di dalam waktu yang menyejarah ini, sehingga tahun sipil pun harus dilihat sebagai tahun penyelamatan oleh Allah.
T. Apa maksudnya perayaan liturgi?
J. Perayaan karya penyelamatan Kristus. Itu artinya kalau liturgi dirayakan berarti Kristus Sang Imam Agung Perjanjian Baru hadir dan menyatukan segenap umat dalam kegiatan bersama yang bertujuan menguduskan mereka dan memuliakan Allah (KL/Konstitusi Liturgi 7).
T. Apa yang menjadi pusat Tahun Liturgi Gereja?
J. Sengsara wafat dan kebangkita Kristus adalah sumber daya yang menghidupkan, pangkal keselamatan kita, sekaligus menjadi pusat Tahun Liturgi Gereja sebab merupakan sumber hakiki bagi kehidupan kaum beriman.
T. Misteri paskah dihadirkan kembali dalam liturgi, apa maksudnya?
J. Misteri Paskah Kristus adalah suatu peristiwa historis yang unik, di satu pihak pernah terjadi di masa lampau tetapi mempunyai pengaruh dan berdaya guna selalu dan berkarya senantiasa dalam diri Kristus yang kini sudah mulia di surga.
T. Apa arti Paskah?
Paskah berarti “melewati”
- Malaikat maut melewati rumah-rumah dalam rangka pembebasan Israel dari penindasan Mesir.
- Bangsa Israel melewati laut Merah dari perhambaan menuju Tanah Terjanji.
- Kristus dengan melewati sengsara dan kematian menuju kebangkitan membuka jalan bagi kita kepada keselamatan.
- Para pengikut Kristus lewat pembaptisan melepaskan cara hidup manusia lama untuk menuju ke persatuan hidup bersama Allah dalam kelimpahan rahmat.
- Dalam hal ini jelaslah bahwa Paskah mengandung arti pembebasan kita penebusan kita, penyelamatan kita dari belenggu dosa menuju hidup bersama Allah.
T. Bagaimana perayaan-perayaan diatur dalam tahun liturgi?
J. Perayaan dalam tahun liturgi diatur menurut tingkatan sebagai berikut: Sollemnitas (Hari Raya), Festum (hari Pesta), Memoria (hari Peringatan). Hari peringatan dibagi dua : Memoria Obligatoria (hari Peringatan Wajib) dan Memoria Facultativa (hari Peringatan Fakultatif). Hanya Hari Raya Paskah dan Hari Raya Natal memiliki oktaf.
T. Bagaimana struktur Tahun Liturgi?
J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa awal mula struktur Tahun Liturgi berdasarkan kenyataan bahwa misteri Paskah Kristus adalah sumber dan pusat yang diperingati setiap minggu sejak zaman para rasul. Perlahan-lahan perayaan Paskah tahunan disemarakkan dengan masa persiapan dalam bentuk pantang dan puasa selama 40 hari terhitung sejak Rabu Abu. Kegembiraan Paskah diteruskan selama masa Paskah sampai Pentakosta.
Hal yang sama terjadi pula dengan Perayaan Natal, yang disemarakkan oleh masa persiapan selama 4 minggu sebagai masa Adven, kemudian perayaan Natal dirayakan lebih lanjut dengan berbagai misteri penting hingga Pesta Pembaptisan Tuhan. Jadi dua masa ini merupakan tiang agung bagi Tahun Liturgi. Selanjutnya, 33 atau 34 Minggu dan Pekan disebut “Masa Biasa” terhitung sejak hari Minggu sesudah Pesta Pembaptisan Tuhan sampai menjelang Minggu Adven I.
T. Apa arti adven?
J. Adven adalah masa penantian. Adven adalah masa khusus di dalam lingkaran Tahun Liturgi Gereja.
T. Bagaimana latar belakang masa Adven?
J. Data asli mengenai awal mula masa Penantian tidak ditemukan, akan tetapi sejak abad-abad pertama kenyataan menunjukkan adanya masa persiapan untuk menyongsong perayaan Natal. Corak persiapan adalah berkenaan dengan penghayatan iman akan kedatangan Kristus baik melalui perayaan-perayaan liturgis maupun askese pribadi. Jadi Adven dilihat sebagai masa persiapan untuk menyongsong pesta Natal dan sebagai masa penantian eskatologis/ akan kedatangan Kristus pada akhir zaman.
T. Apakah ada struktur liturgi masa adven?
J. Ada. Masa adven terdiri dari empat minggu. Masa adven secara praktis dibentuk dalam dua periode:
Pertama, dari Minggu I sampai 16 Desember lebih diutamakan penantian eskatologis: umat diajak merenungkan misteri kedatangan mulia Kristus pada akhir zaman.
Kedua, dari tanggal 17 Desember sampai 24 Desember, baik di dalam Ekaristi maupun di dalam ibadat harian, semua rumusan diarahkan lebih jelas kepada persiapan menyongsong perayaan Natal.
T. Apa spiritualitas masa Adven?
J. Masa adven mengajak umat sekalian untuk menghayati beberapa sikap dasar demi pengungkapan semangat injili di dalam kehidupan sehari-hari yaitu siap siaga menanti dengan gembira, optimisme dalam pengharapan, sikap tobat dan berpaling kepada Allah.
T. Bagaimana awal mula perayaan Natal?
J. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 336 perayaan Natal diadakan di Roma pada tanggal 25 Desember. Santo Agustinus pun mencatat tanggal yang sama dirayakan di Afrika Utara. DI dalam perkembangan selanjutnya melewati Italai Utara dan Spanyol dan menjadi suatu perayaan besar di dalam Tahun Liturgi Gereja.
T. Mengapa Natal dirayakan tanggal 25 Desember?
J. Terus terang tidak ada yang tahu apakah Yesus dilahirkan pada tanggal tersebut. Gereja mengambil alih tanggal tersebut dari pesta kafir bangsa Romawi yang terkenal dengan ungkapan, “Dies Natalis (Solis) invicti” Hari Raya Kelahiran Dewa Matahari yang Tak Terkalahkan. Pemujaan terhadap dewa Matahari amat kuat di masa itu dan dirayakan secara khusus pada saat-saat titik balik peredaran matahari.
Untuk menjauhkan umat beriman dari gagasan yang kafir itu, Gereja menggantinya dengan misteri kelahiran Kristus Yesus sebaga Sang Matahari sejati yang menerangi setiap insan. Santo Leo Agung meresmikan perayaan Natal sebagai kesempatan emas untuk memperteguh iman akan misteri Allah yang menjelma menjadi manusia.
T. Apa Teologi Perayaan Natal?
J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Perayaan Natal mau menggarisbawahi Misteri Kedatangan Tuhan Yesus, Putra Allah dalam rupa daging manusia yang secara konkret dilahirkan oleh Santa Perawan maria di Betlehem. Sungguh mau ditekankan di sini data historis misteri Inkarnasi, sehingga peristiwa-peristiwa historis yang mengelilingi kelahiran Sang Penebus pun berperan penting. Data historis ituadalah bukti dasar yang sungguh nyata yang mau diwartakan oleh Gereja.
T. Bagaimana sejarah Masa PRAPASKAH?
J. Sejak pertengahan abad II seperti termuat di dalam “Liber Sacramentorum III” telah direntis suatu masa pertobatan dengan berpantang dan berpuasa sebagai persiapan untuk menyongsong perayaan Paskah. Awal kebiasaan itu justru di masa hidup Santo Yustinus yang aktif berkarya bersama rekan-rekannya. Pada awal abad IV sudah tersebar di Gereja Timur dan akhir abad IV sudah menyebar pula pada Gereja Barat.
T. Mengapa masa berpuasa selama 40 hari?
J. Angka 40 itu diambil atas dasar KS. Di dalam Kitab Suci selama 40 hari Nabi Musa berada di puncak Sinai (Kel34:28), selama 40 hari Nabi Elias berjalan menuju gunung Allah yang suci (1Raj 19:8), semua penduduk kota Ninive berpuasa selama 40 hari (Yn3:1-10), 40 tahun lamanya perjalanan Umat Allah dari perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji, 40 hari lamanya Yesus berpuasa di padang gurun (Mat 4:2).
T. Apa arti dan maksud dari masa prapaskah?
J. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Masa Prapaskah berciri ganda: sebagai peringatan atau persiapan pembaptisan dan sebagai masa pertobatan umat beriman mempersiapkan diri untuk merayakan Misteri Paskah dengan cara lebih tekun mendengarkan Sabda Allah dan meluangkan waktu untuk lebih rajin berdoa (KL 109).
T. Masa Prapaskah terhitung dari sejak kapan?
Sejak Rabu Abu sampai menjelang Perjamuan Tuhan pada Kamis Putih.
III. TEMPAT IBADAT
T. Apakah yang dimaksud dengan tempat ibadah umat Katolik?
J. Tempat ibadah umat katolik adalah tempat dimana umat katolik dapat melakukan ibadahnya dengan baik sesuai dengan tata aturan resmi liturgi Gereja Katolik. Dalam rumah ibadah itulah umat Katolik dapat berdoa secara khusuk, dapat merayakan perayaan liturgis dan secara istimewa menjadi tempat yang resmi untuk berdoa.
T. Apakah tempat ibadah umat Katolik yang dimaksudkan itu merupakan tempat ibadah resmi yang disetujui Gereja?
J. Secara umum memang harus mendapat ijin resmi dari hirarki Gereja Katolik sebagai tempat ibadah resmi. Tetapi ada juga tempat yang tidak selalu resmi yangdipakai sewaktu-waktu sesuai dengan keperluan.
T. Apa saja yang termasuk tempat ibadah tidak resmi tersebut?
J Tempat ibadah tidak resmi tersebut jarang digunakan dan hanya digunakan pada hari-hari tertentu. Tempat ibadah tersebut misalnya rumah umat/warga katolik yang dipakai untuk berdoa rosario dalam lingkungan masing-masing. Doa rosario tersebut hanya digunakan sepanjang bulan Mei dan bulan Oktober setiap tahun. Umumnya bergiliran dan sangat singkat. Setiap umat mendapatkan gilirannya biasanya satu kali dalam bulan bersangkutan. Acaranya juga sangat singkat, maksimal upacara resmi memakan waktu 45 menit.
T. Apakah masih ada jenis tempat ibadah tidak resmi yang lain?
J. Ada seperti alam terbuka, atau di gunung atau di tepi pantai dan tempat-tempat lain yang biasa digunakan untuk melaksanakan rekoleksi atau retret seperti rumah retret. Tetapi itupun digunakan sangat tentatif. Karena harus ada yang melaksanakan rekoleksi atau retret dan tempat itu sesuai kebutuhan.
T. Pertanyaan yang paling penting mungkin tentang tempat ibadah resmi. Apa saja itu?
J. Memang benar, yang paling penting dan paling sering digunakan adalah tempat ibadah resmi. Tempat ibadah resmi itu adalah gereja yang hampir selalu dibawahi oleh paroki. Selain gereja juga ada sejenis bangunan gereja kecil yang disebut dengan Kapel.
T. Apa bedanya gereja dengan kapel tersebut?
J. Bangunan gereja itu adalah bangunan yang lebih besar dari kapel. Fungsinya juga sangat berbeda. Fungsi gereja adalah untuk umat keseluruhan dalam lingkungan sebuah paroki. Jadi setiap paroki memiliki satu gereja sebagai tempat ibadah resmi. Sementara kapel itu hanya sebuah rumah ibadah kecil, yang diperuntukkan untuk komunitas local yang kecil juga.
T. Apakah Gereja dan Kapel itu selalu di bawah sebuah paroki?
J. Gereja itu selalu berada di bawah sebuah paroki. Tetapi kapel itu tidak selalu berada di bawah paroki, karena keberadaannya hanya untuk lingkungan kecil dan tertentu saja dan bangunannya juga kecil. Kapel boleh saja ada diparoki, tetapi biasanya karena paroki tidak cukup mampu menampung seluruh umat sehingga harus membuat kapel kecil. Kapel juga ada di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, sekolah-sekolah katolik, di tempat-tempat ziarah. Tetapi kapel itu sangat jarang.
T. Sejak tadi cukup banyak disebutkan tentang paroki. Apa yang dimaksud dengan paroki tersebut?
J. Paroki adalah sebuah komunitas dalam Gereja Katolik universal yang masuk dalam garis hirarkis gereja Katolik yang dipimpin oleh pastor paroki. Artinya, setiap paroki pasti dipimpin oleh minimal satu orang pastor/imam katolik.
T. Apakah Paroki memiliki garis hirarki yang lain ke bawah?
J. Ya, paroki memiliki bahagian yang lebih kecil, yakni Wilayah dan di bawah Wilayah disebut dengan Lingkungan. Lingkunganlah organ paling kecil dari sebuah paroki.
T. Apakah ada di atas paroki atau kumpulan para paroki itu?
J. Kumpulan para paroki itu disebut juga dekanat, dimana paroki-paroki saling bekerjasama untuk kepentingan bersamanya. Tetapi seluruh paroki tersebut harus berada dalam naungan sebuah keuskupan, dimana pimpinan dari sebuah keuskupan adalah Uskup.
T. Apakah uskup itu meliputi satu propinsi atau bagaiamana persisnya?
J. Keuskupan itu adalah garis hirarkis ke Vatikan di Roma, Italia dan seturut garis hirarki Gerejawi di daerah bersangkutan. Keuskupan di seluruh Indonesia sekarang berjumlah 38 keuskupan, padahal propinsi Indonesia hanya 34 untu ksaat ini. Kadang di sebuah popinsi ada dua keuskupan, kadang satu propinsi tidak memiliki uskup. Misalnya di Sumatera Utara ada Keuskupan Agung Medan dan Keuskupan Sibolga. Sementara di propinsi NAD tidak ada keuskupan, ia menjadi bahagian dari Keuskupan Agung Medan.
T. Secara ringkas, keuskupan itu kaitannya dengan Vatikan di Roma, Italia bagaimana?
J. Keuslupan itu berciri otonom dan memiliki wewenang penuh untuk mengelola keuskupannya. Tetapi ia selalu harus berkoordinasi dengan Vatikan terkait dengan kebijakan Gereja Katolik universal, dan kemudian diterjemahkan oleh keuskupan masing-masing sesuai dengan konteks local keuskupan tertentu. Setiap lima tahun, para Uskup diundang untuk bertemu di Vatikan dengan paus yang disebut dengan ad limina. Jelasnya, seluruh ajaran resmi gereja universal dari paus di Vatikan menjadi acuan umum untuk setiap keuskupan dan dari keuskupan diterjemahkan untuk konteks lokalnya dan dipraktekkan di setiap paroki di keuskupan yang bersangkutan.
T. Di wilayah Jabotabek itu ada berapa keuskupan?
J. Ada dua keuskpuan di wilayah Jabotabek. Yang paling luas dan paling besar adalah Uskup Agung Jakarta yang meliputi hampir seluruh Jabodetabek. Pimpinannya adalah seorang uskup agung, yang sekarang di tahun 2008 adalah Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ. Selain keuskupan Agung Jakarta ada juga keuskupan Bogor yang meliputi sebahagian kecil daerah Jabodetabek, seperti kota Bogor.
T. Apakah jumlah paroki di setiap keuskupan hampir sama jumlahnya dengan jumlah gereja yang ada?
J. Tepat sekali, karena setiap paroki pastilah memiliki satu gereja. Kecuali ada satu atau dua paroki yang memiliki kapel, tapi itu pun tidak banyak. Artinya sejumlah paroki, sejumlah itulah Gereja Katolik ada. Misalnya, di kota Jakarta, jumlah paroki sekitar 67 buah, maka jumlah gereja katolik itu sekitar 67 buah juga di wilayah Jabodetabek. Dan itulah yang resmi dipakai untuk setiap kali acara gereja, termasuk acara gereja setiap minggu yang dilakukan secar arutin. Hanya sedikit paroki yang memiliki kapel karena kebutuhan umat, yakni: misalnya di Paroki Kalvari, pondok Gede memiliki kapel di TMII, paroki St. Antonius Otista, Jakarta timur memiliki kapel bernama Santo Agustinus di kompleks Angkatan Udara RI di Halim Perdanakusumah. Paroki Santa Clara Bekasi Utara memiliki 2 buah kapel karena belum memiliki ijin mendirikan Gereja.
T. Apa yang harus selalu ada dalam perayaan-perayaan atau ibadah katolik?
J Selalu ada lagu-lagu dan proses ibadatnya. Seluruh ibadat tersebut hampir selalu dijaga untuk tidak sampai mengganggu lingkungan sekitar. Karena itulah perayaan ibadat Gereja katolik itu selalu mempertimbangkan toleransi dengan lingkungan sekitar, khususnya bagi masyarakat yang tidak menganut agama katolik.
IV. KEBIASAAN DAN PERIBADATAN GEREJA KATOLIK (Pormadi)
T. Apakah yang dimaksud dengan Gereja ?
J. Gereja mempunyai dua arti. Arti pertama Gereja (dengan “G” besar) adalah perhimpunan umat/ jemaat Allah yang didirikan oleh Yesus Kristus bersama para RasulNya .
Arti kedua gereja (dengan “g” kecil adalah gedung tempat beribadah umat Kristen.
T. Apakah yang dimaksud dengan Gereja Katolik?
J. Gereja Katolik Roma atau Gereja Katolik adalah Gereja Kristen dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, saat ini dijabat Paus Benediktus XVI. Gereja katolik menurut asal-usulnya dari komunitas Kristiani perdana yang didirikan oleh Yesus Kristus dan dipimpin oleh Keduabelas Rasul, khususnya Santo Petrus.
Gereja Katolik merupakan Gereja Kristen terbesar dan organisasi keagamaan terbesar di dunia. Menurut Buku Tahunan Statistik Gereja katolik, keanggotaannya di seluruh dunia pada akhir tahun 2005 berjumlah 1.114.966.000, meliputi sekitar 60 persen dari semua penganut Kristen atau kira-kira satu dari enam orang di dunia beragama Katolik.
Gereja Katolik merupakan sebuah organisasi sedunia yang terdiri atas satu Gereja Partikular Ritus Latin dan 22 Gereja Partikular Ritus Timur, semuanya mengakui Tahta Suci di Roma sebagai otoritas tertingginya di muka bumi. Gereja Katolik terbagi-bagi dalam wilayah-wilayah yurisdiksi, biasanya atas dasar teritorial. Satu unit teritorial standar disebut diosis (di Indonesia disebut keuskupan) dalam ritus Latin atau eparki dalam ritus-ritus Timur, masing-masing dikepalai seorang uskup. Pada akhir tahun 2005, jumlah total seluruh wilayah yurisdiksi tersebut adalah 2.770.
T. Apakah ada lambang Gereja?
Ya ada. Gereja kerapkali dilambangkan sebagai :
•Kandang Domba : Yesus adalah Pintu satu-satunya. Orang hanya bisa masuk melalui pintu Yesus.
•Ladang yang Ditumbuhi Zaitun Tua : gereja memiliki akar-akar suci pada Bapa Para Bangsa.
•Kawanan Domba : Yesus Kristus adalah gembala utama. Dia adalah gembala yang menyerahkan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya.
•Kebun Anggur : Pokok anggur adalah Yesus Kristus sendiri, kita adalah ranting-rantingnya. Kita hidup di dalam Yesus Kristus
•Bangunan Allah : Kristus adalah batu yang telah dibuang tetapi menjadi batu penjuru, diatas dasar itu dibangunlah gereja oleh Para Rasul.
•Mempelai Kristus : Kristus menjadi gereja-Nya sebagai mempelai utuh dengan memberikan diri-Nya untuk menyucikan gereja.
T. Apa saja yang menjadi kebiasaan umat Katolik
(a) Berhimpun untuk Perayaan Ekaristi/ ibadat Sabda
(b) Membaca Kitab Suci
(c) Melaksanakan Ibadat Harian
(d) Berdoa bersama dalam keluarga
(e) Berdoa secara pribadi
(f) Terlibat dalam kehidupan jemaat
(g) Terlibat dalam masyarakat
(h) Berpuasa dan berpantang
(i) Memeriksa batin
(j) Mengaku dosa di hadapan imam
T. Apa yang dimaksud berhimpun pada hari Minggu?
J. Berhimpun pada hari Minggu maksudnya umat Kristen berkumpul dalam suatu tempat ibadah (gedung gereja, kapel, tempat ibadat sementara) untuk merayakan Ekaristi/ Misa atau perayaan Ibadat Sabda (bdk. KHK 1274-1248). Kebiasaan ini didasarkan pada tradisi para rasul yang berpangkal pada hari Kebangkitan Kristus (Isa Al-Masih) sendiri. Pada hari Minggu umat berkumpul untuk merayakan misteri Paskah, yakni mengenangkan sengsara, wafat, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam pengenangan ini, umat mendengarkan Sabda Allah dan berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi/ Misa; Gereja juga bersyukur kepada Allah yang telah “melahirkan kembali mereka ke dalam hidup yang penuh pengharapan” (lih. 1 Ptr 1:3; Konstitusi Liturgi , disingkat KL, 106).
T. Apa yang dimaksud dengan membaca Kitab Suci?
Pimpinan Gereja menganjurkan kepada umatNya untuk rajin membaca Kitab Suci, sebab dalam Kitab Suci Allah sendiri bersabda kepada umatNya, dan Kristus mewartakan Kabar Injil (KL 184). Kitab Suci merupakan sumber dan dasar iman Gereja. Dengan membaca Kitab Suci kita mengenal Kristus. Dengan rajin membaca Kitab Suci, banyak orang telah memperoleh pengalaman serta kekuatan iman yang mengagumkan, terutama mereka yang tidak hanya membaca tetapi juga mengamalkannya (lih. Yak 1:22)
T. Apa yang dimaksud dengan melaksanakan Ibadat Harian/ sholat harian dalam Gereja Katolik?
J. Melaksanakan ibadat harian merupakan kebiasaan orang Kristen yang didasarkan pada perintah Kristus. Kristus memerintahkan “Orang harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk 18:1). Para Rasul mempunyai kebiasaan berdoa pada jam-jam tertentu baik bersama-sama di Bait Allah (lih. Kis 3:1) maupun secara pribadi di rumah (lih. Kis 10:9.30). Paulus juga menandaskan agar umat berdoa setiap waktu (lih. Ef 6:18). Karena didorong oleh teladan serta nasehat-nasehat itu, Gereja dengan setia dan tak henti-hentinya memanjatkan doa. Gereja menegaskan bahwa “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, marilah kita mempersembahkan kurban syukur kepada Allah” (Ibr. 13:15). Gereja telah mengembangkan Ibadat Harian, yakni ibadat pada jam-jam tertentu setiap hari:
Ibadat Bacaan
Ibadat Pagi
Ibadat Siang
Ibadat Sore
Ibadat Penutup
Atau paling tidak dianjurkan agar melaksanakan Doa Pagi dan Doa Malam untuk mengawali dan menutup hari dalam nama Tuhan. Dengan berdoa seperti ini, Gereja menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia (Pedoman Ibadat Harian, disingkat PIH 11)
T. Apa yang dimaksud dengan berdoa/ beribadah bersama dalam keluarga?
J. Berdoa bersama dalam keluarga adalah kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh pimpinan dan para anggota keluarga. Keluarga dalam pandangan orang Katolik adalah “Gereja kecil”. Gereja sungguh terwujud dalam keluarga jika anggota berhimpun dalam nama Tuhan. Dalam himpunan ini tergenapilah janji Tuhan kepada umatNya, “Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (lih. Mat 18:20).
Doa bersama dapat dilakukan dalam dua bentuk: pertama, semua anggota keluarga berkumpul di suatu tempat (bisa di rumah, gedung tempat ibadah, alam terbuka, tempat ziarah, dll) dan pada saat yang sama untuk berdoa bersama. Kedua, mereka berkumpul pada jam yang sama. Bila anggota keluarga tidak mungkin berkumpul (misalnya, anggota keluarga yang sedang bepergian) dapat menentukan jam tertentu untuk berdoa, sehingga berjauhan tempat, mereka merasakan adanya kebersamaan dalam doa.
T. Apa yang dimaksud dengan berdoa secara pribadi?
J. Berdoa secara pribadi maksudnya kegiatan berkomunikasi dengan Tuhan yang dilakukan oleh seseorang. Di damping ibadat harian dan doa bersama , umat Katolik dianjurkan agar selalu berkanjang dalam doa sebagaimana diajarkan oleh Rasul Paulus (Lih. 1Tes 5:17). Gereja menandaskan: selain dipanggil untuk berdoa bersama, pengikut Kristus harus juga masuk ke dalam biliknya untuk berdoa secara pribadi seperti dikatakan Yesus sendiri, “Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasNya kepadamu” (lih. Mat. 6:6; KL 12).
T. Apa yang dimaksud dengan terlibat dalam kehidupan umat/ jemaat setempat (lingkungan, stasi, paroki)?
J. Maksudnya, setiap anggota Gereja/ umat Allah harus sungguh ambil bagian dalam membangun Kerajaan Allah. Semua umat adalah anggota Gereja yang didirikan Kristus bersama para RasulNya. Kristus adalah kepalanya. Setiap anggota mempunyai tugas dan peran yang khas, yang tak tergantikan (lih. 1Kor 12:12-31). Maka setiap anggota jemaat harus terlibat dalam semua segi kehidupan Gereja (persekutuan, liturgi, pewartaan dan pelayanan) baik dalam lingkup lingkungan, stasi, maupun paroki. Mereka juga terikat dengan kewajiban membantu memenuhi kebutuhan Gereja.
T. Apa yang dimaksud dengan terlibat dengan masyarakat?
J. Maksudnya, setiap anggota umat Allah adalah bagian dari anggota masyarakat dunia juga, yang harus ikut ambil bagian dalam pencapaian kesejahteraan umum. Setiap anggota Gereja harus berpartisipasi dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat, terutama yang miskin dan terlantar (bdk. Gaudium et Spes, disingkat GS 1).
T. Apa yang dimaksud dengan berpuasa dan berpantang?
J. Maksudnya, kegiatan bermati raga atau mengurangi porsi makanan atau tidak makan sama sekali sebagai ungkapan tobat dan menggantinya dengan perhatian dan aktivitas berdoa, beribadat dan melaksanakan olah tobat dan karya amal (bdk. KHK 1249).
Dalam tradisi Gereja Katolik, puasa merupakan ibadat penting yang dilaksanakan umat sebagai persiapan untuk perayaan-perayaan besar, khususnya hari Paskah (hari Kebangkitan Isa-Almasih). Masa Puasa secara resmi ditetapkan Gereja adalah pada masa Prapaskah yaitu persiapan diri menjelang hari Kebangkitan Isa Al-Masih, Tetapi selama masa Prapaskah itu hari puasa resmi hanya dua yaitu: Rabu Abu, hari pembukaan Masa Prapaskah dan hari Jumat Agung, hari wafanya Isa Al-Masih. Namun Gereja sangat menghargai warganya yang berpuasa penuh 40 hari menjelang Paskah. Di samping berpuasa, Gereja juga mempunyai kebiasaan berpantang. Pantang dilakukan setiap Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat itu bertepatan dengan hari besar keagamaan Gereja katolik (bdk. KHK 1252).
T. Apa yang dimaksud dengan memeriksa batin?
J. Maksudnya, aktivitas merenung, mawas diri untuk menyadari dan mengakui kekurangan yang tidak dapat ditutupi di hadapan Allah sehingga membantu seseorang / umat Allah makin sadar akan kebaikan Allah dan membangkitkan penyesalan yang tulus atas dosa. Pemeriksaan batin biasanya dilakukan pada saat-saat khusus: Ekaristi, Ibadat Sabda.
T. Apa yang dimaksud dengan mengaku dosa di hadapan Tuhan?
J. Maksudnya pengucapan pelanggaran-pelanggaran atas perintah Allah dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama di hadapan imam/ pastor sebagai ungkapan tobat untuk meninggalkan dosa dan kegelapan lalu berdamai dengan Allah dan sesama.
Inti hidup orang pengikut Kristus adalah bertobat. Orang yang bertobat adalah orang yang dengan tulus menyadari kelemahan dan kedosaannya dan dengan rindu mendambakan perdamaian kembali dengan Allah dan dengan sesama warga.
T. Apakah yang dimaksud dengan ibadat (worship) dalam Gereja Katolik?
J. Ibadat adalah kegiatan memberikan penghormatan kepada Allah sebagai Pencipta, Penyelamat dan Pengudus. Ibadat Gereja Katolik pada prinsipnya meliputi seruan dan ungkapan pujian, syukur, penyerahan diri, tobat dan doa-doa permohonan.
Ibadat Katolik dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun (Yoh. 4:21-24). Ibadat resmi Gereja Katolik berpusat pada Kristus sebagai Imam Agung. Setiap anggota umat Allah yang beribadah berarti ambil bagian dalam imamat Kristus demi kepentingan umatNya (KL 7).
Dalam Gereja Katolik, puncak ibadat adalah perayaan Ekaristi yang merupakan acara perjamuan yang diwariskan Yesus Kristus/ Isa Al-Masih di mana dalam perjamuan itu Dia membagi-bagikan Roti dan Anggur sebagai lambang tubuh dan darahNya yang dikurbankan demi keselamatan umat manusia yang terwujud dalam penyaliban diriNya pada kayu salib di Golgota.
Perayaan Ekaristi sekaligus juga merupakan ibadah syukur dan ungkapan persatuan diri dengan Allah sambil menantikan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya untuk menghakimi orang hidup dan mati.
T. Berapa macamkah atau berapa kalikah umat Katolik berdoa/beribadah dalam sehari?
J. Pada dasarnya Gereja tidak menetapkan berapa kali berdoa dalam sehari. Kegiatan beribadat bagi tiap umat Katolik tidak dibatasi dalam jumlah, namun Gereja telah mengembangkan dan menganjurkan Ibadat Harian, yakni ibadat pada jam-jam tertentu setiap hari:
Ibadat Bacaan
Ibadat Pagi
Ibadat Siang
Ibadat Sore
Ibadat Penutup
Pada prinsipnya, paling tidak dianjurkan agar melaksanakan Doa Pagi dan Doa Malam untuk mengawali dan menutup hari dalam nama Tuhan. Dengan berdoa seperti ini, Gereja menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia (Pedoman Ibadat Harian, disingkat PIH 11)
T. Apakah yang dimaksud dengan ibadat resmi Gereja Katolik?
J. Ibadat resmi adalah ibadat yang sifatnya prinsipiil, wajib dan harus diikuti seluruh umat Katolik sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam Gereja Katolik.
Dalam Gereja katolik ibadat resmi disebut juga LITURGI. Contoh ibadat resmi tersebut adalah Perayaan Ekaristi, Perayaan Liturgi Gereja, Perayaan 7 Sakramen, Ibadat Harian.
Di samping ibadat resmi ada pula ibadat tidak resmi yaitu ibadat yang sifatnya dianjurkan dan tidak wajib bagi tiap umat Katolik untuk melaksanakannya, seperti ibadat rosario, ibadat jalan salib, ibadat lingkungan, ziarah, ibadat tirakatan, ibadat pemberkatan benih, dll.
(1) ISTILAH-ISTILAH KHUSUS:
•Ibadat rosario : doa atau sholat kepada Allah melalui Bunda Maria, Ibunda Yesus Kristus melalui benda-benda rohani berbentuk kalung yang berisi manik-manik/ biji (mirip tasbih dalam Islam). Ibadah ini sangat populer di kalangan umat Katolik.
•Jalan salib : ibadat mengenang peristiwa perjalanan sengsara hingga penyaliban Yesus Kristus dan wafatNya di kayu salib di bukit Golgota.
•Awam : Anggota umat Allah yang sudah menjadi warga penuh Gereja melalui baptisan, krisma dan Ekaristi tetapi tidak menerima tahbisan suci.
•Ekaristi/ Misa Kudus : perayaan pengenangan perjamuan Kudus yang diwariskan Yesus kepada Umatnya sebagai kenangan akan pengurbanan dan penyerahan tubuh dan darahNya bagi pengampunan dosa banyak orang melalui Roti dan Anggur yang dibagi-bagikan kepada umatNya. Perayaan ini juga merupakan tanda syukur dan persatuan Yesus Kristus dengan umatNya
•Paroki : Umat beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular dan yang reksa pastoralnya, di bawah ototritas Uskup Diosesan, dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya (bdk. Kan. 515).
•Pastor paroki : Seorang Imam yang diangkat dan di bawah otoritas Uskup menjadi gembala utama umat beriman kristiani di dalam wilayah teritorial Gereja partikular tertentu, menjalankan reksa pastoralnya dengan mengambil bagian dalam pelayanan Kristus; menjalankan tugas-tugas mengajar, menguduskan dan memimpin jemaat, bekerja sama dengan imam lainnya dan bantuan kaum beriman kristiani awam lainnya menurut norma hukum (bdk. LG, 28; Kan 519)
•Lingkungan : Umat beriman Kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja parokial yang dikoordinir oleh seorang umat yang diangkat atas oleh pastor paroki.
•Wilayah : kumpulan lingkungan-lingkungan yang terdapat dalam lingkup paroki.
V. ZIARAH DAN DEVOSI (Mery)
T. Apa Makna Ziarah?
J. Ziarah merupakan salah satu aspek penting dalam praktek sebagian besar agama-agama, termasuk agama Katolik. Persembahan rohani Umat Allah Perjanjia Baru adalah Ekaristi, yang dirayakan di segala tempat, khususnya pada Bulan Maria (Mei), dan Bulan Rosario (Oktober). Dengan demikian semua tempat dan waktu yang dianggap suci atau keramat menjadi relatif semata-mata. Akan tetapi, sebagian besar umat Katolik pun merasakan adanya tempat-tempat tertentu yang memudahkan hati terangkat pada Tuhan.
Ziarah melambangkan perjalanan hidup manusia dia atas bumi ini menuju Allah, dengan makin hari makin dekat kepadaNya biarpun melalui kesusahan dan kecapaian. Di tempat ziarah, orang semestinya dengan tenang dapat mengikuti perayaan Ekaristi. Devosi-devosi dan bila perlu atau bermanfaat dapat menerima sakramen pengakuan. Sebab ziarah adalah kesempatan untuk bertobat, meninggalkan jalan salah dan menemupuh jalan benar.
T. Mengapa ada Ziarah?
J. Praktik ziarah sudah ada dalam tradisi Yahudi. Setiap tahun mereka mesti berziarah ke bait Allah di Yerusalem. Yesus sendiri untuk pertama kalinya berziarah pada usia 12 tahun. Pada waktu berziarah, mereka menyanyikan lagu-lagu mazmur (Mzm 120-134). Gambaran indah tentang praktik ziarah terlukis dalam Mzm 122.
Sejak abad I, orang-orang Kristen biasa berziarah ke Tanah Suci (Palestina) untuk napak-tilas kehidupan Yesus, terlebih jalan salib-Nya. Kemudian tujuan ziarah bertambah, ke Roma, yakni di makam St. Petrus dan St. Paulus. Timbulnya Perang Salib pada abad XI-XII juga dipicu oleh gangguan tentara Turki terhadap para peziarah di tanah suci.
Tempat-tempat ziarah untuk Bunda Maria mulai marak pada akhir abad pertengahan. Yang dikunjungi adalah tempat penampakan Maria atau gambar (ikon) Maria. Makam Maria tidak dikenal sebab beliau diangkat Tuhan beserta jiwa-raganya.
T. Mengapa Perlu Ziarah ?
J. Ziarah merupakan ungkapan iman, bukan suatu kewajiban seperti halnya naik haji. Ziaran tidak menunjukan apakah seseorang itu lebih Kristen dari yang lainnya atau tidak, sebab ukuran menjadi murid Kristus adalah mengamalkan kasih (Yoh 15-17). Namun, dengan berziarah kita bisa mengungkapkan iman kita, dalam hal ini devosi kepada Bunda Maria. Tetapi, bukankah di mana pun kita berada, kita juga bisa berdoa? Benar memang. Tetapi, selalu saja ada tempat yang lebih membuat kita merasa nges dan sreg dalam berdoa daripada tempat lainnya. Semakin sering suatu tempat dijadikan tempat doa, semakin suasana nges dan sreg ini terasa.
T. Mengapa perlu Sakramen Tobat dalam peziarahan?
J. Perjalanan ziarah tentu menuntut korban, bahkan dulu sungguh melelahkan (mesti jalan kaki!). kelelahan dan capai yang ditanggung ini merupakan bentuk silih dan ungkapan tobat atas dosa-dosa kita. Ziarah juga menunjukan bahwa kita mau meninggalkan jalan yang salah dan menempuh jalan yang benar (bertobat). Maka, sangatlah ideal pada saat berziarah, kita juga menerima Sakramen Tobat.
T. Apa Makna Devosi dan Ziarah?
J. Pertama, Sikap tetap berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendaknya sebagai perwujudan cinta kasih. Inilah penghormatan Allah secara batiniah. Devosi pada dasarnya adalah sikap dan tekad, walaupun dapat disertai perasaan juga. Kedua, Kebaktian khusus dalam bentuk doa atau perilaku orang atau umat beriman kepada rahasian kehidupan Yesus yang tetap. Misalnya kesengsaraanNya atau HatiNya Yang Mahakudus, atau kepada orang kudus tertentu, yang dihormati secara khusus, devosi juga. Kebaktian ini harus menguatkan iman akan Tuhan dan bersifat sukarela; tidak setiap bentuk devosi diizinkan atau dianjurkan. Devosi kepada Bunda Maria, sangat popular. Misalnya kebaktian pada bulan Mei dan Rosario pada bulan Oktober.
T. Bagaimana Gereja Katolik memandang kegiatan peziarahan?
J. Ketika berziarah kita meninggalkan kesibukan sehari-hari dan berjalan menuju tempat ziarah. Perjalanan fisik ini mengingatkan kita bahwa kita semua (Gereja) sedang berziarah menuju tanah air surgawi. Gerak perjalanan kita adalah maju menuju kepenuhan Kerajaan Allah pada akhir zaman. Dalam Alkitab, waktu tidak dilihat seperti roda kehidupan atau perputaran nasib (pandangan budaya Timur umumnya). Tetapi, waktu dilihat sebagai garis lurus yang bergerak maju, seperti halnya bangsa Israel yang keluar dari perbudakan Mesir dibawah pimpinan Musa. Tantangan selalu menghadang di tengah jalan. Tetapi, mereka juga mengalami menyertaan dan pertolongan Tuhan. Demikian juga Gereja. Di tempat ziarah banyak orang dari berbagai daerah dan (suku) bangsa berhimpun. Di sini nyata bagaimana semua (suku) bangsa dihimpun menjadi satu dalam Gereja. Karena Gereja merupakan kesatuan umat Kristen yang mengimani Kristus.
T. Perlukah Pengesahan dari Uskup ?
J. Supaya ziarah bersama berhasil, harus disiapkan dengan baik dan dijalankan dalam semangat doa. Tempat suci atau tempat ziarah yang resmi perlu pengesahan Uskup diosesan atau konperensi uskup. Di tempat seperti itu hendaknya disediakan sarana-sarana yang mencukupi bagi umat beriman, supaya pewartaan—ibadat dan devosi dapat dilaksanakan dengan tenang dan tertib.
T. Dimana saja tempat-tempat ziarah yang terkenal?
J. Salah satu praktik devosi yang marak dilakukan pada bulan Maria atau waktu-waktu tertentu yang dipilih lainnya, adalah berziarah ke gua Maria, yaitu Gua Maria Sendangsono, Gua Maria Pohsarang-Kediri (Jawa Timur), Gua Maria Klepu (Ponorogo), Gua Maria Kereb – Ambarawa, Gua Maria Padang Bulan dan Fajar Mataram - Lampung, Gua Maria Kaliori – Purwokerto, Gua Maria Ratu Kenyo – Wonogiri, Hati Kudus Yesus – Ganjuran (Jawa Tengah), dan sebagainya. (Disadur dari Bulletin Bimas Katolik).

Selasa, 21 April 2009

Bulan Mei, Bulan Maria dan Doa Rosario

Bulan Mei, Bulan Maria dan Doa Rosario…

Kita akan memasuki bulan Mei, bulan Maria. Bulan Mei punya arti khusus bagi kita umat Katolik, yaitu waktu yang didedikasikan untuk mendaraskan doa Rosario sebagai peenghormatan dan cinta kita kepada Bunda Maria yang sebagai Bunda Tuhan Yesus. Selain bulan Mei, bulan Oktober juga merupakan Bulan Maria.
Selama sebulan penuh ini hendaknya setiap kelompok umat basis (stasi, kampung atau kring) dalam wilayah Paroki St. Fransiskus Assisi Singkawang melaksanakan Doa Rosario di tempatnya masing-masing. Para Pengurus Umat kiranya dapat mengkoordinir kegiatan Doa Rosario tersebut dengan sebaik-baiknya. Di Gereja Pusat Paroki, Doa Rosario dilaksanakan pada setiap Hari Minggu sore pkl. 18.00 WIB (dalam bahasa Indonesia) dan setiap hari Rabu sore pkl. 18.00 WIB (dalam bahasa Mandarin). Selain Doa Rosario, bulan Maria ini bisa juga kita isi dengan berziarah ke gua Maria.
Saya pikir ada baiknya kalau kita perlu tahu mengenai asul usul Doa Rosario ini, oleh karena itu saya mencarinya dari sumber yang dapat saya percaya untuk dimuat disini. Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati!

Asal-usul Doa Rosario.
Rosario adalah salah satu doa yang paling disukai dalam Gereja Katolik kita. Uskup Agung Fulton Sheen mengatakan, “Rosario adalah kitab bagi mereka yang buta, di mana jiwa-jiwa melihat dan di sana ditampilkan drama kasih teragung yang pernah dikenal dunia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang sederhana, yang menghantar mereka masuk ke dalam misteri-misteri dan pengetahuan yang lebih memuaskan hati dari pendidikan manusia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang lanjut usia, yang matanya tertutup terhadap bayang-bayang dunia ini dan terbuka pada dunia mendatang. Kuasa rosario melampaui kata-kata.”
Diawali dengan Kredo, Bapa Kami, tiga Salam Maria dan Doksologi (Kemuliaan), serta diakhiri dengan Salve Regina (Salam ya Ratu), rosario merupakan pendarasan lima misteri; masing-masing misteri terdiri dari Bapa Kami, 10 Salam Maria dan Doksologi. Selama mendaraskan rosario, kita merenungkan misteri-misteri penyelamatan dalam hidup Tuhan kita dan kesaksian iman Bunda Maria. Melalui peristiwa-peristiwa Gembira, Cahaya, Sedih dan Mulia dalam rosario, kita dihantar pada kenangan akan inkarnasi Tuhan kita, pewartaan-Nya di hadapan publik, sengsara dan wafat-Nya, dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian, rosario membantu kita untuk bertumbuh dalam penghayatan yang lebih mendalam atas misteri-misteri ini, dalam mempersatukan hidup kita dengan lebih akrab pada Tuhan kita dan dalam memohon bantuan rahmat-Nya untuk mengamalkan iman. Kita juga memohon bantuan doa Bunda Maria, teladan iman, yang menghantar semua orang percaya kepada Putranya.
Asal-usul rosario agak “kabur”. Penggunaan “manik-manik” dan pendarasan doa yang diulang-ulang untuk membantu orang dalam meditasi berasal dari masa-masa awal Gereja dan telah ada bahkan pada masa-masa sebelum kekristenan. Didapati bukti-bukti dari Abad Pertengahan bahwa untaian manik-manik dipergunakan untuk membantu orang menghitung jumlah Bapa Kami atau Salam Maria yang didaraskan. Sesungguhnya, untaian manik-manik ini kemudian dikenal sebagai “Paternosters,” bahasa Latin untuk “Bapa kami”. Sebagai contoh, pada abad ke-12, guna membantu agar mereka yang kurang terpelajar dapat berpartisipasi lebih baik dalam liturgi, pendarasan 150 Bapa Kami dipakai untuk menggantikan 150 Mazmur, dan dikenal sebagai “brevir orang-orang sederhana”.
Struktur rosario perlahan-lahan berkembang antara abad ke-12 dan abad ke-15. Pada akhirnya 50 Salam Maria (atau lebih) didaraskan dan dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur atau ayat-ayat lain mengenangkan “sukacita Maria” dalam hidup Yesus dan Maria. Dominikus dari Prussia, seorang biarawan Carthusian, pada tahun 1409 mempopulerkan praktek mempertalikan 50 ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 Salam Maria. Pada masa ini, bentuk doa ini dikenal sebagai rosarium (“kebun mawar”), sesungguhnya suatu istilah umum, yang berarti bunga rampai, yang dipergunakan untuk menyebut suatu kumpulan bahan yang serupa, misalnya suatu bunga rampai kisah-kisah dengan subyek atau tema yang sama. Pada akhirnya, ditambahkan juga “dukacita Maria” dan “sukacita surgawi”, sehingga jumlah Salam Maria menjadi 150. Dan akhirnya, ke-150 Salam Maria digabungkan dengan ke-150 Bapa Kami; satu Salam Maria sesudah satu Bapa Kami.
Pada awal abad ke-15, Henry Kalkar (wafat 1408), seorang biarawan Carthusian lainnya, membagi ke-150 Salam Maria ke dalam kelompok-kelompok; satu kelompok berisi 10 Salam Maria dengan diawali satu Bapa Kami. Pada abad ke-16, struktur lima misteri rosario didasarkan pada tiga rangkaian peristiwa - Peristiwa GEMBIRA (1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel; 2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya; 3. Yesus dilahirkan di Betlehem; 4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah; 5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah), Peristiwa SEDIH (1. Yesus berdoa kepada BapaNya di surga dalam sakrat maut; 2. Yesus didera; 3. Yesus dimahkotai duri; 4. Yesus memanggul salib-Nya; 5. Yesus wafat disalib) dan Peristiwa MULIA (1. Yesus bangkit dari kematian; 2. Yesus naik ke surga; 3. Roh Kudus turun atas para Rasul; 4. Maria diangkat ke surga; 5. Maria dimahkotai di surga). Pada tahun 2002, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menetapkan peristiwa CAHAYA (1. Yesus dibaptis di Sungai Yordan; 2. Yesus menyatakan DiriNya dalam perjamuan nikah di Kana; 3. Yesus mewartakan Kerajaan Allah serta menyerukan pertobatan; 4. Yesus dipermuliakan; 5. Yesus menetapkan Ekaristi). Juga, setelah penampakan Bunda Maria di Fatima pada tahun 1917, doa yang diajarkan Bunda Maria kepada anak-anak secara umum ditambahkan pada akhir setiap misteri, “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang amat membutuhkan kerahiman-Mu.”
Menurut tradisi, St Dominikus (wafat 1221) menyusun rosario seperti yang kita kenal sekarang. Tergerak oleh suatu penampakan Bunda Maria, ia mewartakan penggunaan rosario dalam karya misionarisnya di antara kaum Albigensia, suatu kelompok bidaah yang fanatik. Albigensia berasal dari nama kota Albi di Perancis selatan di mana mereka tinggal; mereka percaya bahwa semua yang jasmaniah adalah jahat dan semua yang rohaniah adalah baik. Karenanya, mereka menyangkal inkarnasi Tuhan kita; bagi mereka, Yesus, sungguh Allah yang menjadi sungguh manusia dan mengenakan kodrat manusiawi kita, sungguh tidak masuk akal. Menurut ajaran Albigensia, jiwa orang dianggap terbelenggu dalam tubuh yang jahat. Sebab itu, mereka berpantang kasih perkawinan dan prokreasi, sebab dianggap jahat membelenggu suatu jiwa lain dalam suatu raga. Tindakan religius mereka yang paling “luhur” disebut “endura,” suatu tindakan bunuh diri yang membebaskan jiwa dari raga. Mereka juga menentang otoritas manapun yang mewakili suatu kerajaan dunia ini, sebab itu mereka membantai para pejabat kerajaan dan para pejabat Gereja. Gereja mengutuk bidaah ini, dan St Dominikus berusaha mempertobatkan mereka melalui khotbah-khotbah yang logis dan kasih Kristiani sejati. Sayangnya, otoritas kerajaan tidak cukup berbelaskasih. (Sekedar tambahan, suatu siaran traveling menyiarkan di televisi suatu program traveling di Perancis selatan, dan mengunjungi kota Albi, mengatakan bahwa orang-orang di sana “dianiaya oleh Gereja”; narator program tersebut tidak menyebutkan bahwa orang-orang ini adalah bidaah bunuh diri yang ajarannya membahayakan jiwa-jiwa umat beriman.) Namun demikian, St Dominikus mempergunakan rosario sebagai suatu sarana ampuh untuk mempertobatkan kaum Albigensia.
Sebagian ilmuwan mengesampingkan peran aktual St Dominikus dalam terbentuknya rosario sebab kisah-kisah riwayat hidupnya yang ditulis lebih awal tidak menyebutkan hal itu, konstitusi Dominikan tidak menghubungkannya dengan hal tersebut, dan pelukis-pelukis pada masa St Dominikus tidak memasukkan rosario sebagai lambang yang menjadi ciri khas St Dominikus. Pada tahun 1922, Dom Louis Gougaud menyatakan, “Berbagai unsur yang ada dalam komposisi devosi Katolik yang umum disebut rosario merupakan hasil dari suatu perkembangan yang panjang dan perlahan yang dimulai sebelum masa St Dominikus, dan yang terus berlanjut tanpa ia ikut ambil bagian di dalamnya, dan yang akhirnya mendapati bentuk akhirnya beberapa abad setelah kematiannya.” Namun demikian, sebagian ilmuwan lain menyanggah pendapat bahwa St Dominikus tidak begitu terlibat dalam “menciptakan” rosario, sebab ia mewartakan penggunaannya untuk mempertobatkan para pendosa dan mereka yang telah menyimpang dari iman. Di samping itu, sekurangnya ada selusin paus yang menyebutkan hubungan antara St Dominikus dengan rosario dalam berbagai pernyataan kepausan, mendukung perannya setidak-tidaknya sebagai seorang “beriman yang saleh”. Dari antaranya, yang pertama-tama dinyatakan oleh Paus Alexander VI pada tahun 1495.
Rosario menjadi semakin populer pada tahun 1500-an, teristimewa melalui upaya Paus St Pius V. Pada waktu itu, kaum Muslim Turki menyerang Eropa Timur. Pada tahun 1453 Konstantinopel telah jatuh ke tangan Muslim, sementara Balkan dan Hungaria nyaris ditaklukkan. Pada tahun 1521 kaum Muslim berhasil menaklukkan Belgrade, Hungaria, dan pada tahun 1526 mereka telah berada di perbatasan Vienna, Austria. Dengan kaum Muslim menyerbu bahkan pesisir Italia, maka penguasaan atas Mediterania sekarang di ujung tanduk.
Pada bulan Februari 1570, utusan Turki menyampaikan ultimatum kepada Republik Venisia: menyerahkan kepulauan Siprus secara damai atau menghadapi perang. Venisia menolak, dan setelah berperang selama sebelas bulan, Siprus takluk pada kekuasaan Muslim pada tanggal 1 Agustus 1571. Syarat-syarat penyerahan diri ditetapkan demi keselamatan pasukan Kristen yang kalah. Tetapi, begitu komandan Muslim mengambil alih kuasa kota, ia memerintahkan agar komandan Kristen, Marcantonio Bragadin, dikuliti hidup-hidup. Tubuhnya kemudian dibelah menjadi empat, dan sayatan kulitnya diisi jerami dan seragamnya dikenakan padanya, lalu diseret sepanjang kota. Sekarang kaum Kristen tahu benar musuh macam apa yang tengah mereka hadapi.
Pada tahun 1571, Paus St Pius V mengorganisir suatu armada di bawah komando Don Juan dari Austria, sanak Raja Philip II dari Spanyol. Bala tentara dari Spanyol, Venisia, Roma, Savoy, Genoa, Lucca, Tuscany, Manova, Parma, Urbino, dan Ferrara, juga Malta membentuk suatu aliansi melawan Turki. (Menariknya, Perancis yang Katolik menolak bersatu dan bahkan mendanai pasukan Muslim Turki demi melemahkan musuh bebuyutan mereka, Jerman-Austria). Sementara persiapan dilakukan, Bapa Suci meminta segenap umat beriman untuk mendaraskan rosario dan memohon bantuan doa Bunda Maria di bawah gelar “Bunda Kemenangan,” memohon Tuhan menganugerahkan kemenangan kepada umat Kristiani.
Meski armada Muslim jauh melampaui armada Kristiani, baik dalam jumlah kapal-kapal perang maupun pasukan, kedua armada siap bertempur. Kapal pemimpin Kristen mengibarkan bendera biru dengan lukisan Kristus Tersalib, sementara bendera Muslim mencantumkan ayat-ayat dari Al Quran menyerukan jihad dan membasmi “orang-orang kafir”. Pada hari Minggu, 7 Oktober 1571, pukul 11 pagi, Pertempuran di Lepanto dimulai, dan dalam tempo lima jam, kaum Muslim dikalahkan. Siang itu, sementara Paus St Pius V tengah berada dalam suatu rapat, sekonyong-konyong beliau berdiri, menuju jendela, menatap ke luar ke arah pertempuran berlangsung bermil-mil jauhnya, dan mengatakan, “Marilah kita berhenti menyibukkan diri dengan masalah-masalah ini dan marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan. Armada Kristen telah meraih kemenangan.”
Tahun berikutnya, Paus St Pius V sebagai ungkapan syukur menetapkan Pesta Rosario Suci pada tanggal 7 Oktober di mana umat beriman tidak hanya mengenangkan kemenangan ini, melainkan juga terus menyampaikan syukur kepada Tuhan atas segala rahmat-Nya dan mengenangkan kuasa perantaraan Bunda Maria kita. Bapa Suci juga secara resmi menganugerahkan gelar, “Auxilium Christianorum” atau “Pertolongan Orang-orang Kristen” pada Bunda Maria. Mejelis Tinggi Venesia juga mencantumkan pada sebilah papan dalam ruang pertemuan mereka, “Non virtus, non arma, non duces, sed Maria Rosari, victores nos fecit,” yang artinya, “Bukan kegagahan, bukan senjata, bukan pemimpin, melainkan Maria dari Rosario yang membuat kita menang.”
Mengenangkan tindakan Paus Pius V, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, dalam sebuah amanat Angelus yang disampaikan pada bulan Oktober 1983 mengatakan, “Rosario juga mengambil perspektif baru dan dibebani dengan intensi-intensi yang terlebih dahsyat dan terlebih banyak dari masa lalu. Sekarang bukan masalah memohon kemenangan besar, seperti di Lepanto dan di Vienna, melainkan memohon Maria untuk menyediakan bagi kita pejuang-pejuang yang gagah berani melawan roh kejahatan dan kesesatan, dengan senjata-senjata Injil, yakni Salib dan Sabda Allah. Doa Rosario adalah doa manusia untuk manusia. Rosario adalah doa solidaritas kemanusian, doa bersama orang-orang yang ditebus, dengan merefleksikan roh dan intensi dari dia yang pertama-tama ditebus, yakni Maria, Bunda dan Citra Gereja. Rosario adalah doa bagi segenap manusia di dunia dan dari sepanjang sejarah, yang hidup dan yang mati, yang dipanggil untuk menjadi Tubuh Kristus bersama kita dan bersama-sama kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia dalam kemuliaan Bapa.”
Di masa-masa belakangan ini, rosario telah dijunjung tinggi dan dianjurkan sebagai suatu sarana yang efektif bagi pertumbuhan rohani. Banyak para kudus mendorong didaraskannya rosario, termasuk St Petrus Kanisius, St Filipus Neri dan St Louis de Montfort. Paus Leo XIII, yang kerap disebut “Paus Rosario”, berupaya memelihara tradisi doa ini, yang ditegaskannya sebagai suatu senjata rohani yang ampuh melawan kejahatan (Supremi Apostolatus Officio, 1884). Paus Pius XI pada tahun 1938 memberikan indulgensi penuh kepada barangsiapa yang mendaraskan rosario di depan Sakramen Mahakudus. Paus Beato Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI keduanya juga dikenal sebagai penganjur rosario yang gigih. Buku Pedoman Indulgensi (1969), yang mendapatkan persetujuan Paus Paulus VI, memberikan indulgensi penuh “jika rosario didaraskan di sebuah gereja atau suatu tempat doa umum, atau dalam suatu kelompok keluarga, suatu komunitas religius atau perkumpulan saleh….” (No. 48).
Yang paling akhir, untuk menandai diawalinya 25 tahun masa pontifikatnya, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, dimana beliau menetapkan Peristiwa Cahaya dan lagi, mendorong umat beriman untuk menggunakan rosario untuk “bersama Maria, merenungkan wajah Kristus.” Dengan mengesampingkan adanya gagasan bahwa rosario mengalihkan perhatian orang dari liturgi atau gagasan bahwa rosario merupakan penghalang bagi ekumene, Bapa Suci menegaskan, “Alasan paling kuat untuk mendesakkan pelaksanaan doa rosario adalah karena doa rosario merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman komitmen untuk berkontemplasi pada misteri Kristiani; ini sudah saya usulkan dalam Surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai `latihan kekudusan’ yang sejati. `Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa.’” (No 5).
Sebab itu, rosario meupakan bagian dari sejarah rohani Gereja yang patut dijunjung tinggi. Rosario memampukan umat beriman untuk berpartisipasi dalam sejarah keselamatan yang hidup, mempersatukan kita secara lebih akrab dengan Juruselamat dan BundaNya yang Tesuci, dan dengan segenap Gereja. Rosario perlu menjadi bagian dari sejarah tiap-tiap individu dan tiap-tiap keluarga, sebab melalui doa rosario ikatan kasih diperteguh.

Sabtu, 04 April 2009

Pengumuman Minggu Palma

PENGUMUMAN
Minggu Palma, 5 April 2009


1.Hari Minggu Palma ini kita mulai memasuki Pekan Suci. Berkaitan dengan Tri Hari Suci sampai pada Hari Raya Paskah akan dilaksanakan kegiatan ibadat sebagai dengan jadwal berikut:

1)Kamis Putih (Mengenang Perjamuan Terakhir Yesus dan Para Murid), tanggal 9 April 2009. Misa dilaksanakan pada pukul 18.00 WIB. Setelah Perayaan Misa ada Adorasi Sakramen Mahakudus. Kelompok-kelompok doa untuk Adorasi telah disusun oleh seksi liturgi. Lihat di papan Pengumuman.

2)Jumat Agung (Mengenang Sengsara dan Wafat Tuhan kita Yesus Kristus), 10 April 2009. Ibadat dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB. Pada pagi harinya, pukul 06.00 WIB akan dilakasanakan Ibadat Jalan Salib. Kolekte pada Jumat Agung ini akan disumbangkan untuk kepentingan Umat Kristiani di Tanah Suci.

3)Sabtu Suci (Malam Paskah), 11 April 2009. Misa diadakan dua kali: Misa pertama pada pukul 18.00 WIB, dan Misa kedua pada pukul 20.30 WIB.

4)Hari Raya Paskah (Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus), 12 April 2009. Juga ada dua Misa, pada pukul 06.00 WIB dan pada pukul 08.00 WIB. Ibu-ibu WKRI Cabang Singkawang akan mengadakan Bazar dari pukul 06.00 sampai selesai Misa II; sedangkan Pembina Sekolah Minggu dan dibantu oleh OMK akan membagikan “Telur Paskah” kepada umat setelah selesai Misa.

2.Para Petugas untuk Tri Hari Suci akan mengadakan latihan pada hari Senin, 6 April 2009 pukul 19.00 WIB di Gereja. Latihan akan dipandu oleh Seksi Liturgi dan Sdr. Willy (Koster).

3.Pada hari Senin, tanggal 13 April 2009 adalah Perayaan Paskah II. Misa dilakasanakan pada pukul 08.00 WIB. Petugas liturgi diurus oleh OMK Paroki Singkawang.

4.Seperti biasa, hari Senin minggu pertama bulan (tanggal 6 April 2009) Pastor akan mengantar Komuni Kudus bagi mereka yang sudah usia lanjut dan sakit, yang tidak dapat datang ke Gereja.

5.Hendak menerima Sakramen Perkawinan Suci:
1)Yulianus Yuli dengan Benedikta Ayu. Pengumuman yang pertama.
2)Djong Edy Susanto dengan Brigitta Emi Hartati. Pengumuan yang ketiga.

NB.Barangsiapa mengetahui adanya halangan-halangan yang berkaitan dengan rencana perkawinan ini, agar memberitahukannya kepada Pastor Paroki.

6.Amplop APP 2009 yang dibagikan kepada Umat pada awal Masa Prapaskah yang lalu diharapkan dalam Pekan Suci dan Hari Raya Paskah ini sudah terkumpul.

Demikian pengumuman. Atas perhatian kita semua, kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati!